Rabu, 02 November 2016

Analisis Residu Pestisida pada Produk Pertanian

Oleh: Maftuchatul Chaeriyah (PMHP Muda Dinas Pertanian DIY)

Pengendalian OPT dengan pestisida masih banyak dilakukan oleh petani karena mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaanya mudah dan hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat.
Penggunaan atau aplikasi pestisida kimia pada budidaya tanaman menimbulkan pertanyaan apakah pada produk masih tersisa pestisida atau yang biasa disebut residu pestisida.  Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan pengujian atau analisis di laboratorium.  Analisis residu pestisida bisa dilakukan dengan instrument GC (Gas Chromatography), GC MS (Gas Chromatography Mass Spectrometry), LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectrometry) atau HPLC (High Performance Liquid Chromatography) sesuai dengan kebutuhan analisis.
Permasalahan yang sering dihadapi pada analisis residu pestisida pada produk pertanian, antara lain :
  1. Campuran senyawa turunan pestisida yandiaplikasikan dalam matrik sampel yang kompleks, sehingga penggunaan metode harus selektif dan spesifik;
  2. BMR (Batas Maksimum Residu) pestisida dalam kisaran µg/kg – mg/ kg (analisis kelumit), sehingga metode analisis harus sensitif;
  3. Data hasil analisis harus mencerminkan kadar residu yang sesungguhnya; sehingga metode analisis harus memberi data akurasi dan presisi tinggi (valid dan handal).
Dari permasalahan di atas, perlu ketelitian dalam pemilihan metode analisis.  Kriteria yang digunakan dalam memilih metode:
  1. Metode yang dipilih diutamakan metode baku yang telah dikaji, divalidasi dan digunakan secara luas oleh organisasi internasional.
  2. Dalam memilih metode, reliabilitas metode merupakan kriteria yang diutamakan seperti: akurasi, presisi, sensitivitas, batas deteksi dan batas penetapan, uji perolehan kembali/recovery.
  3. Metode yang dipilih harus dapat digunakan untuk keperluan pengujian rutin dengan instrumentasi analisis yang tersedia.
  4. Metode yang dipilih harus merujuk nilai BMR yang ditentukan.
  5. Metode dapat digunakan untuk menentukan multi residu pestisida.
  6. Metode dapat diaplikasikan untuk pengujian sekelompok komoditas, bukan untuk komoditas tertentu atau individual.
Metode analisis umumnya terdiri dari 4 tahap :
1. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan pelarut organik. Dengan syarat dapat melarutkan dengan sempurna pestisida yang hendak dianalisis, melarutkan sedikit mungkin komponen dari sampel yang diekstrak, titik didih tidak terlalu tinggi serta tingkat kemurnian tinggi.
2. Clean up
Hasil ektraksi mengandung selain pestisida yang berasal dari matrik sampel perlu dihilangkan agar tidak mengganggu saat pengukuran.
3. Pengukuran / Penetapan
Hasil Clean up diukur kandungan residu pestisidanya dalam satuan ppm bahkan ppb. Oleh karena itu diperlukan instrumen yang sangat sensitif dalam mendeteksi residu pestisida tersebut.
4. Konfirmasi
Konfirmasi digunakan untuk memberikan kepastian keberadaan suatu residu pestisida dengan cara : mengidentifikasi suatu pestisida berdasarkan waktu tambat dan spektrum masa. Salah satu cara konfirmasi adalah mengganti kolom yang berbeda kepolarannya atau menggunakan GCMS-MS/LCMS-MS.

0 komentar:

Posting Komentar

Situs Terkait

___________________________________

___________________________________

Anda Pengunjung ke

Mari Ngobrol

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...