I. PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Padi
(Oryza sativa) adalah komoditas tanaman pangan di Indonesia. Kecukupan beras merupakan usaha strategi
pemerintah dalam memantapkan ketahanan pangan, ekonomi dan stabilitas politik
nasional. Sebagian masyarakat
menghendaki adanya pasokan dan harga beras yang stabil, berkualitas baik
tersedia sepanjang waktu, tersalur secara merata, dengan harga terjangkau.
Kebutuhan
beras nasional meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan jumlahpenduduk.
Kebutuhan beras nasional pada tahun 2010 mencapai 30,91 juta ton dengan asumsi
konsumsi per kapita rata-rata 139 kg per tahun. Indonesia dengan rata-rata
pertumbuhan penduduk 1,7 persen per tahun dan luas areal panen 11,8 juta hektar
dihadapkan pada ancaman rawan pangan pada tahun
2030.
Dalam
mendapatkan target produksi tersebut seperti mengembangkan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) merupakan suatu model untuk meningkatkan hasil padi. PTT meliputi
varietas unggul, perwilayahan, pergiliran varietas, prasarana khususnya
rehabilitasi jaringan irigasi, penataan sistem distribusi pupuk dan penyediaan
benih bermutu di tingkat petani, juga disebabkan oleh hama dan penyakit serta
perubahan iklim. Kendala yang sering dihadapi oleh petani adanya Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Salah satu diantaranya adalah hama tanaman, dimana
hama ini menimbulkan gangguan tanaman
secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga,
vertebrata, moluska .
Hama merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya
karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Hama
dan penyakit yang seringkali merusak tanaman padi dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir adalah tikus diikuti oleh penggerek batang dan wereng coklat. Oleh
karena itu, hama ini perlu mendapat prioritas penanganan di samping hama
potensial lainnya seperti belalang, lembing batu, ganjur, dan keong mas .
Untuk
meningkatkan produksi padi adalah memperbaiki kultur teknik budidaya padi sawah
dan menanam padi hibrida atau varietas unggul bersertifikat. Varietas unggul
berperan penting dalam program peningkatan produksi
padi.Selain berdaya hasil lebih tinggi 5–8 ton/ha, berumur pendek, 110–135
hari, dengan umur yang lebih pendek, petani dapat meningkatkan intensitas
penanaman dari satu menjadi dua kali padi atau lebih pertahun.
Varietas
unggul memiliki keunggulan seperti tahan terhadap hama, penyakit tertentu, rasa
nasi dan respon terhadap pupuk, ketahanan tanaman pada serangga meliputi semua
ciri dan sifat tanaman yang memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya
tahan atau daya sembuh dari serangga dalam kondisi yang akan menyebabkan
kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari species yang sama. Kebanyakan
tanaman padi yang ditanam petani adalah varietas unggul, yang berproduksi
tinggi dan berumur pendek. Namun demikian, penanaman padi dari varietas unggul
belum sepenuhnya diikuti dengan penggunaan benih yang berkualitas karena hampir semua varietas
yang digunakan memilki deskripsi hanya tahan terhadap wereng coklat, belum ada
varietas yang memiliki deskripsi tahan terhadap penggerek batang putih sehingga
penulis tertarik menguji sejauh mana varietas padi tersebut tahan
terhadap penggerek batang padi putih (PBPP).
Perubahan sifat hama telah
berulangkali terjadi, sebagai akibat intensifnya penggunaan varietas padi yang
resisten dan aplikasi pestisida. Pada saat ini penggunaan varietas unggul telah
menyebabkan timbulnya suatu biotipe baru dari vereng batang coklat yang
pengaruh / sifatnya melampaui biotipe yang semula.
Untuk mengimbangi laju intensifnya penggunaan
varietas-varietas baru , perlu dilaksanakan uji lapang untuk melihat reaksi ketahanan
varietas terhadap hama wereng batang coklat khususnya dan OPT lain.
selengkapnya.......................